Idul Adha 1429 H : Titik Nadir Kehidupanku Saat Ini

Kemarin, Senin 8 Desember 2008 yang bertepatan dengan 10 Zulhijjah dalam penanggalan Hijriyah, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari Idul Adha atau yang biasa juga disebut Idul Kurban.

Namun, tak seperti umat Islam lain yang begitu antusias dengan perayaan ini, seolah menjadi titik nadir dalam kehidupanku ini, menjadi saat-saat paling "gelap" dalam kehidupanku saat ini. Ketika teman-teman kost dan warga sekitar berduyun-duyun ke Masjid AR Fakhruddin di kampus 3 UMM untuk menyambut seruan takbir,tahmid, dan tahlil, saya masih saja berkutat di kost sambil bermain game.

Dalam khutbah Idul Adha yang saya ikuti lewat televisi di Masjid Istiqlal yang disampaikan oleh Pak Nuh (bekas rektorku di ITS) kemarin itu, saya miris melihat keadaanku, beliau mengatakan bahwa yang bisa hadir adalah mereka yang diberi 3 nikmat oleh Tuhan :

-iman
-kesehatan
-kesempatan


Lalu saya bertanya pada diri ini, nikmat manakah yang telah hilang padaku? iman,kesehatan, atau kesempatan? mulai dari belakang! kesempatan...begitu luangnya waktuku, tidak ada kuliah, tidak ada tugas yang mendesak, tidak sedang mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat. Kesehatan...karunia ini masih melekat...lalu apa, cuma kata "astaghfirullah" yang bisa tergumam, benarkah IMAN,suatu harga yang sangat mahal bagi hamba Tuhan yang akan dibeli Tuhan di hari akhir kelak.

Ada sesuatu yang tidak kumengerti dengan keadaan sekarang, apakah yang saya cari? kebahagiaan pastinya, seperti orang-orang pada umumnya dengan parameter yang berbeda-beda. Kebahagiaan selalu dikaitkan dengan kepuasan, kepuasaan adalah barang langka bagi manusia, apalagi tipikal seperti saya yang ambisius. Parameter kepuasan sendiri sebenarnya dapat dihayati dengan mudah dan didapatkan. Semuanya telah ada kecuali yang saya lalaikan itu sendiri. Saya punya kedua oran tua yang sangat menyayangiku, adik-adik yang baik dan lucu, kakek-nenek yang senantiasa mendoakaknku, teman-teman yang baik, pendidikan yang baik, kebutuhan yang tercukupi tiap hari. Ibadah itu sendirilah yang membuat saya tidak puas.

Kata Imam Ghazali, ada 6 hal yang paling dunia ini :

-yang paling berat : memegang janji
-yang paling ringan : meninggalkan shalat
-yang paling jauh : masa lalu
-yang paling dekat : maut
-yang paling besar : hawa nafsu
-yang paling tajam : lidah

Juga, Rasulullah pernah bersabda : Semua umat-Ku pasti masuk surga, kecuali mereka yang "enggan"

Enggan, ya cuma itu yang pantaskan kepadaku...

Perubahan itu perlu...

Prinsip yang dilawan sendiri!!!
-famayya'mal mitsqala dzarratun khairayyarah....
-Innallaha la yughayyru ma biqaumin hatta...


astaghfirullah...

0 comments:

Post a Comment